Oleh: dr. Fitria Mahrunnisa

Alergi susu sapi merupakan salah satu masalah kesehatan yang seringkali dijumpai pada anak. Sekitar 1 dari 50 anak di bawah satu tahun dapat menderita alergi susu sapi. Angka kejadian secara keseluruhan berkisar 5-7 anak dari 100 anak dapat menderita alergi susu sapi. Penelitian menunjukkan bahwa kejadian alergi susu sapi ini akan menurun sampai dengan 85% sebelum anak berusia tiga tahun. Sebenarnya bagaimana sih gejala alergi susu sapi? Yuk, kita simak pembahasannya berikut ini.

Gejala alergi susu sapi

Untuk Anda yang masih sering galau mendengar alergi susu sapi dan bingung dengan gejalanya, tidak perlu khawatir. Gejala alergi susu sapi memang sangat beragam dan tidak hanya menyerang saluran pencernaan saja. Gejala alergi susu sapi dapat mengenai berbagai organ tubuh anak misalnya pada saluran napas yang menunjukkan gejala hidung tersumbat serta batuk dan pilek berulang, gejala pada saluran cerna dapat berupa muntah, nyeri perut berulang (kolik abdomen), konstipasi, diare, serta bisa sampai dengan diare yang disertai darah, dan gejala pada kulit yang menunjukkan kemerahan, pruritus (gatal-gatal pada kulit), biduran (urtikari), dan dermatitis atopik (eksim). Pada anak-anak yang lebih kecil, gejala yang sering muncul biasanya berupa muntah dan nyeri perut. Pada anak-anak yang lebih besar, sekitar 2-3 tahun dapat muncul gejala lainnya seperti batuk, pilek, diare, kemerahan pada kulit. Reaksi alergi yang berat dapat menimbulkan syok yang angka kejadiannya masih sangat jarang.

Kenapa bisa terjadi alergi susu sapi?

Selain gejalanya, banyak sekali orang tua yang sering bertanya, kenapa alergi susu sapi bisa terjadi dari mulai usia kurang dari satu tahun atapun di atas satu tahun dimana usia tersebut sudah sering terpapar susu sapi tetapi malah baru menunjukkan gejalanya. Alergi susu sapi merupakan proses dalam tubuh yang erat kaitannya dengan proses kerja sistem imun. Pada reaksi alergi, sistem imun dalam tubuh bekerja lebih banyak dengan ambang sensitivitas yang lebih rendah sehingga muncul gejala seperti di atas yang pada anak-anak lain umumnya tidak akan muncul. Pada usia satu tahun pertama kehidupan, sistem imun seorang anak relatif masih belum sempurna (imatur) dan sangat rentan mengalami sensitisasi (reaksi alergi yang timbul pada paparan berikutnya setelah antibodi dari zat tersebut terbentuk). Bila seorang anak mempunyai bakat alergi (atopik), anak tersebut akan mudah tersensitisasi dan berkembang menjadi penyakit alergi terhadap alergen tertentu misalnya makanan dan inhalan (alergen yang berasal dari hirupan).

Perbedaan gejala alergi susu sapi dengan intoleransi laktosa

Anda juga perlu membedakan penyakit alergi susu sapi dengan intoleransi laktosa, dimana laktosa merupakan kandungan yang banyak terdapat di susu. Intoleransi laktosa terjadi karena ketidakmampuan tubuh mencerna kandungan laktosa pada susu dikarenakan kurangnya enzim laktosa pada usus anak. Beberapa gejala intoleransi laktosa mirip dengan gejala alergi susu sapi, seperti nyeri perut, kembung dan diare. Perbedaannya terletak pada gejala lain yang bisa muncul pada alergi susu sapi yaitu gejala pernafasan dan gejala pada kulit, sedangkan intoleransi laktosa hanya menimbulkan gejala pada saluran cerna.

Apa yang dapat dilakukan bila terdapat gejala alergi susu sapi pada anak?

Bila terdapat gejala-gejala di atas, tidak ada salahnya berkonsultasi ke dokter untuk mencari kemungkinan adanya alergi susu sapi pada anak Anda. Dengan mengetahui lebih dini, alergi susu sapi dapat dicegah dengan baik dan mendapat terapi yang adekuat.

Referensi:

Pentingnya Pencegahan Dini dan Tatalaksana Alergi Susu Sapi. Siregar S. P, Z Munasir. 2006. Sari Pediatrik Vol 7 No. 4 Maret 2006.

Cows Milk Allergy versus Cows Milk Intolerance. Bahna SL. Allergy Asthma Immunology. 2002. Pubmed Journal.

Cows Milk Allergy. The Hillingdon Hospitals. 2013.