Oleh: Leonardo Alexandra

Sebagai seorang manusia kita sering merasakan perubahan perkembangan khususnya dalam hal psikologis. Seiring dengan bertambahnya usia, kita merasakan adanya perkembangan dalam hal ini dilihat dari cara kita berpikir, bertindak, dan dari apa yang kita rasakan. Begitu juga pada anak Anda. Tahapan tumbuh kembang anak selain dari aspek fisik dan mental dapat dilihat juga dari aspek psikologis.

Erik Erikson, seorang ahli psikologi asal Jerman, memperkenalkan 8 tahapan perkembangan psikososial seseorang dimulai dari bayi hingga mencapai usia tua. Terdapat 4 tahapan awal yang terjadi pada masa kanak-kanak dan sisanya terjadi saat remaja hingga tua.

Pada masa kanak-kanak dimana perkembangan otak terjadi sangat pesat, Anda perlu mengetahui bagaimana perkembangan anak yang normal. Dengan mengetahui dan mengerti perkembangan yang normal, Anda dapat memberikan stimulus yang tepat untuk mendukung perkembangannya. Anak yang mendapatkan stimulus yang sesuai dengan masa psikologisnya juga cenderung dapat lebih berhasil dalam menjalankan masa psikologis selanjutnya. Selain itu, Anda juga dapat menyadari jika terdapat tanda-tanda keterlambatan perkembangan sehingga dapat segera dikonsultasikan ke ahlinya.

Apa saja tahapan perkembangan psikososial pada masa kanak-kanak?

Tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Erikson pada masa kanak-kanak terdiri dari 4 tahapan. Berikut tahapan-tahapan psikososial tersebut.

  1. Trust vs Mistrust (usia <18 bulan)

Pada tahap ini, bayi dapat membentuk rasa percaya. Rasa percaya terbentuk dengan memenuhi kebutuhan bayi seperti rasa nyaman, makanan, dan kehangatan. Saat bayi sudah memiliki rasa percaya tersebut, ia akan menganggap bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan menyenangkan untuk ditempati. Keberhasilan pada tahapan ini akan membuahkan nilai kebaikan berupa pengharapan. Jika seorang bayi gagal dalam tahapan ini, ia dapat menjadi seorang anak yang penakut.

  1. Autonomy vs Shame and doubt (usia 18 bulan – 3 tahun)

Anak yang tumbuh sebagai anak yang mandiri dapat dilihat dari kegigihannya dalam mengerjakan tugasnya sendiri walaupun sulit. Jika orang tua ingin membantu anak, sebaiknya hal itu dilakukan secara seimbang. Orang tua tidak seharusnya melakukan segalanya untuk anak. Akan tetapi, jika anak gagal pada sebuah tugas, orang tua tidak boleh mengkritik anak akan kegagalannya. Target dari tahap ini adalah anak yang memiliki kontrol atau pengendalian terhadap dirinya. Kesuksesan pada tahap ini akan membuahkan nilai kebaikan berupa kemauan.

  1. Initiative vs Guilt (usia 3 – 5 tahun)

Pada usia ini, dunia anak semakin meluas. Ketika anak diberikan suatu tanggung jawab maka anak akan membentuk inisiatif. Namun sebaliknya, anak juga dapat merasa

bersalah dan cemas. Keseimbangan antara inisiatif dan rasa bersalah sangatlah penting. Keberhasilan pada tahapan ini akan menghasilkan nilai kebaikan berupa kesadaran akan tujuan.

  1. Industry vs Inferiority (usia 6 tahun – pubertas)

Industry yang dimaksud adalah pencapaian dalam kemampuan akademik, disiplin serta mau bekerja keras. Keseimbangan antara kompetensi / kemampuan pengetahuan seorang anak sangat diperlukan. Keberhasilan pada tahapan ini akan membuahkan hasil kebaikan berupa kompetensi.

Referensi

King L. The Science of Psychology. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2016.

Erikson's Psychosocial Stages of Development. https://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html Diakses pada 20 Agustus 2017.