Tidur Mendengkur Pada Anak
Oleh: dr. Paul
Tidur merupakan kebutuhan dan proses alami harian yang dibutuhkan semua orang dari berbagai golongan usia. Ketika tidur, tubuh secara umum melakukan pemulihan. Bukan sembarang tidur, melainkan tidur berkualitaslah yang berperan penting untuk menunjang kesehatan. Banyak kriteria penilaian tentang tidur yang berkualitas baik secara subjektif maupun objektif tetapi mendengkur (snoring) terbukti bukan diantaranya. Sebenarnya ketika mendengkur terjadi suatu proses di dalam tubuh. Mendengkur adalah keadaan penyempitan saluran nafas atas yang terjadi saat tidur yang diikuti getaran pada kerongkongan sebagai upaya tambahan dari tubuh untuk melewatkan udara melalui jalan sempit itu. Getaran inilah yang menghasilkan suara mendengkur yang selama ini kita ketahui.
Anak tidur mendengkur?
Tidur mendengkur pada anak sering dikaitkan dengan keadaan “terlalu lelah” yang dialami oleh seorang anak setelah belajar dan bermain seharian. Sebanyak 8% orang tua di Amerika Serikat datang ke dokter dengan keluhan anak mendengkur. Hingga saat ini belum ditemukan keterkaitan antara keadaan “terlalu lelah” dan penyempitan jalan nafas. Kesadaran dan kewaspadaan perlu lebih ditekan kepada orang yang tidur mendengkur karena dampak jangka panjangnya yang luas, khususnya kepada anak-anak mengingat fungsi organ yang masih berkembang bisa terganggu karena masalah (mendengkur) ini.
Secara medis mendengkur sering dikaitkan dengan keadaan Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA terdiri dari banyak penyakit atau gangguan bawaan yang menyebabkan gangguan nafas saat tidur, ditandai salah satunya dengan mendengkur. Kerasnya suara mendengkur atau seberapa sering anak mendengkur bukan menjadi penanda berat tidaknya OSA. Setiap anak yang memiliki kecenderungan untuk mendengkur perlu diperiksa oleh dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Penyebab Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Penyebab tersering yang ditemukan adalah radang amandel dan adenoid (tonsiloadenitis). Pertimbangan usia, beratnya penyakit, dan dampak yang ditimbulkan menjadi dasar pilihan penanganan dengan pemberian obat atau tindakan operatif. Gangguan lainnya yang sering dikaitkan dengan OSA adalah berat badan berlebih/obesitas pada anak yang selama ini kurang diperhitungkan tetapi ternyata bisa berdampak luas. Selain itu, ada beberapa gangguan lahir bawaan pada otak, otot, atau struktur wajah anak yang memerlukan evaluasi lebih lanjut dari dokter spesialis anak.
Dampak Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada anak
OSA membawa dampak yang cukup luas mulai dari yang terlihat langsung saat tidur hingga yang terjadi saat beraktivitas biasa di siang hari. Dampak langsung yang bisa dilihat terutama adalah kualitas tidur yang menurun akibat mengorok, dimana anak cenderung terbangun di tengah tidur, dan mengalami hal tersebut berulang kali sepanjang malam. Tidur yang terpotong-potong ini berpotensi mempengaruhi aktifitas anak di siang hari. Dimulai dari yang ringan seperti mulut kering akibat bernafas melalui mulut semalaman hingga kecenderungan mengantuk, nyeri kepala sehingga mempengaruhi kemampuan anak untuk belajar, prestasi belajar dan kemampuan berkomunikasi. Kedua hal ini merupakan dampak jangka pendek yang menekankan gangguan tidur yang berlanjut pada gangguan aktifitas yang meningkatkan kemungkinan timbulnya dampak jangka panjang yang lebih berat seperti obesitas, gangguan perilaku, gangguan hormon, perubahan struktur wajah, hingga yang fatal seperti gangguan jantung dan pembuluh darah.
Apa yang dapat orangtua lakukan jika anak saya menderita OSA?
Hal yang perlu dilakukan oleh orang tua/pengasuh adalah memperbaiki posisi tidur. Karena umumnya anak dengan OSA atau mendengkur tidur dengan posisi yang kurang tepat (terlentang, leher tertekuk), perubahan posisi tidur menjadi miring kanan atau kiri akan sedikit mengurangi tahanan jalan nafas sehingga udara dapat lewat. Manipulasi tempat tidur dengan sanggahan punggung untuk mencegah anak tidur dengan posis terlentang juga dapat dipertimbangkan. Setelah itu, dengan mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan, konsultasi dengan dokter perlu dilakukan untuk mencari penyebab dari OSA. Penanganan lanjutan oleh dokter akan ditentukan berdasarkan keadaan anak. Pada keadaan lain penurunan berat badan juga bermanfaat mengurangi kejadian OSA karena obesitas juga merupakan faktor pencetus dari OSA.
Tidur berkualitas sekali lagi merupakan kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan kualitas hidup maksimal bagi anak. Tidur mendengkur bukan lagi penanda lelah tidaknya seorang anak, melainkan penanda sehat tidaknya jalan nafas. Oleh karena itu, kalau bapak ibu pernah merasa terganggu tidurnya karena dengkuran si kecil jangan cepat emosi ya, karena sebenarnya si kecillah yang sedang lebih terganggu.
Referensi:
American Academy of Pediatrics, Clinical Practice Guideline: Diagnosis and Management of Childhood Obstructive Sleep Apnea. 2002.
Kliegman RM, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 19 th Ed. Elsevier. 2011 . 49-51 p .
Snoring in Children. Available from: https://sleepfoundation.org/sleep-news/snoring-children Diakses pada 11 Januari 2018.