Cara Menstimulasi Kecerdasan Anak Sejak Dini
Oleh: dr. Yurika Elizabeth Susanti
Tahukah Anda bahwa anak yang cerdas berasal dari orang tua yang cerdas? Ya, kecerdasan anak Anda dapat dipengaruhi oleh kecerdasan dari orang tuanya. Menurut seorang dokter spesialis anak di Indonesia, dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), Msi, kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh 2 faktor yang saling berkaitan yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Seorang anak yang memiliki orang tua yang cerdas akan menjadi anak yang cerdas juga apabila didukung oleh faktor lingkungan yang memadai misalnya pendidikan sekolah. Selain itu, terdapat kebutuhan pokok seorang anak seperti kebutuhan fisik biologis, emosi kasih sayang, dan stimulasi dini. Ketiga kebutuhan pokok tersebut tentunya harus diberikan dan dipenuhi sejak bayi hingga nantinya bertumbuh besar menjadi anak-anak. Lalu seperti apa sebenarnya apa itu stimulasi dini? Apa saja stimulasi dini yang orang tua dapat berikan untuk meningkatkan kecerdasan anak? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.
Manfaat stimulasi dini
Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin usia 6 bulan) untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan). Stimulasi dini hendaknya dilakukan setiap hari. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir secara terus menerus tersebut dapat memacu kecerdasan anak dalam berbagai aspek seperti logika matematik, emosi, komunikasi bahasa, kecerdasan musikal, gerak, visuospasial, seni rupa, dan lain-lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joshua Jeong dkk., adanya stimulasi yang diberikan orang tua dapat meningkatkan perkembangan anak. Wah, ternyata manfaat dari stimulasi dini cukup banyak ya!
Bagaimana stimulasi dini yang dianjurkan untuk anak?
Stimulasi dini tiap anak berbeda tergantung dari umurnya. Berikut stimulasi yang dapat diberikan kepada anak Anda sesuai dengan umurnya.
Umur | Stimulasi yang Diberikan |
0-3 bulan | Mengusahakan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan untuk bayi Memeluk dan menggendong Menatap mata bayi Mengajak tersenyum dan berbicara, Membunyikan berbagai suara/musik bergantian Menggantung dan menggerakan benda berwarna mencolok dan benda-benda tersembunyi Menggulingkan bayi ke kanan dan ke kiri, tengkurap, dan telentang Bayi dirangsang untuk meraih dan memegang mainan |
3-6 bulan | Ditambah dengan bermain ‘cilukba’ Melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin Bayi dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak balik, dan duduk |
6-9 bulan | Ditambah dengan mamanggil namanya Mengajak bersalaman dan tepuk tangan Membacakan buku cerita Bayi dirangsang untuk duduk dan dilatih berdiri dengan berpegangan |
9-12 bulan | Ditambah dengan mengulang-ngulang menyebutkan mama, papa, kakak Memasukkan mainan ke dalam wadah Minum dari gelas Menggelindingkan bola Dilatih berdiri dan berjalan berpegangan |
12-18 bulan | Ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna Menyusun kubus, balok, dan puzzle Memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari wadahnya Bermain boneka, sendok, piring, dan gelas Melatih berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, dan memanjat tangga Menendang bola Melepas celana Mengerti dan melakukan perintah sederhana (misalnya, pegang ini, masukan ini, ambil itu) Menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda |
18-24 bulan | Ditambah dengan menanyakan, menyebutkan, dan menunjukkan bagian tubuh Menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang dan benda di sekitar rumah Mengajak berbicara tentang kegiatan sehari-hari Latihan menggambar garis, mencuci tangan, memakai celana dan baju Bermain melempar bola dan melompat |
2-3 tahun | Ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna Menggunakan kata sifat Menyebutkan nama temannya Menghitung benda Memakai baju Menyikat gigi Bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia Latihan berdiri dengan satu kaki dan buang air kecil/besar di toilet |
Setelah umur 3 tahun | Stimulasi diarahkan untuk kesiapan bersekolah seperti memegang pensil, menulis, mengenal huruf dan angka Berhitung sederhana Mengerti perintah sederhana (buang air kecil/besar di toilet) dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah) Berbagi dengan teman |
Kapan stimulasi tersebut diberikan?
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. Anda tentu dapat melakukannya kapan saja misalnya ketika memandikan bayi Anda, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, dan lain-lain. Stimulasi harus diberikan dalam suasana yang menyenangkan. Jangan memberikan stimulasi secara terburu-buru. Selain itu ingat, jangan memaksakan kehendak Anda misalnya ketika bayi sedang ingin bermain hal yang lain. Rangsangan emosional yang negatif seperti sedang marah atau bosan dapat diingat dan menimbulkan ketakutan pada anak Anda. Berikan stimulasi dini dengan penuh kasih sayang dan kegembiraan untuk anak Anda.
Referensi
Hartono G, dkk. 2011. Kumpulan Tips Pediatri. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Paternal Stimulation and Early Child Development in Low- and Middle-Income Countries. http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2016/09/01/peds.2016-1357 Diakses pada 24 Desember 2017.