Oleh: dr. Leonardo Alexandra

Autisme merupakan kata-kata yang sering kita dengar bahkan sering kita ucapkan untuk mengolok orang lain, tapi sebenarnya apa itu autisme?

Autisme atau Autism Spectrum Disorders merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan berkomunikasi sosial, gangguan tingkah laku yang ditandai dengan kegiatan yang terbatas dan repetitif (berulang-ulang) serta gangguan perkembangan dan penggunaan bahasa.

Anak-anak dengan autisme biasanya memiliki ketertarikan yang kuat namun kurang sesuai dengan apa yang teman-temannya lakukan. Mereka memiliki aktivitas yang tidak terlalu banyak dan terkesan terbatas. Biasanya mereka tidak terlalu merespon terhadap teman sebayanya atau yang sering disebut dengan “memiliki dunianya sendiri”.

Penyebab autisme pada anak

Penyebab autisme sebenarnya belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam terjadinya gangguan ini. Salah satu faktor tersebut adalah factor herediter (keturunan). Akan tetapi belum ada satu gen pun yang berhasil diisolasi untuk menjadi penyebab tunggal dari gangguan ini.

Beberapa penyebab lainnya yaitu faktor kehamilan seperti perdarahan saat hamil dan faktor persalinan misalnya cidera saat persalinan. Semua faktor-faktor ini merujuk pada teori kurangnya oksigen pada bayi atau dikenal dengan hipoksia.

Kenali gejala autisme pada anak

Gejala yang khas dari autisme dapat dikelompokan menjadi tiga gejala pokok antara lain:

  • Gangguan komunikasi dan interaksi sosial yang menetap.

Anak dengan autisme biasanya memiliki interaksi sosial yang kurang baik. Mereka cenderung memiliki ekspresi yang datar dibanding dengan anak lain pada umumnya. Anak-anak dengan autisme juga biasanya jarang melakukan kontak mata misalnya ketika diajak berbicara. Selain itu, mereka juga memiliki tingkat cemas yang tinggi ketika kebiasaannya diganggu.

Di samping berbagai keterbatasan dalam kemampuan bersosialisasi, sebenarnya anak dengan autisme masih dapat berinteraksi dan berteman dengan orang lain. Hanya saja perlu kita ketahui dan mengerti bahwa mereka memiliki beberapa keterbatasan seperti, tingkah laku yang canggung, kurangnya percakapan dua arah serta kurangnya empati dan emosi terhadap teman-teman sebayanya atau orang lain.

  • Gangguan tingkah laku yang terbatas dan aktivitas yang berulang-ulang.

Kebiasaan yang terbatas dan aktivitas yang berulang dapat dilihat sejak tahun pertama kehidupan. Anak dengan autisme memiliki keterbatasan dalam mengeksplorasi mainannya atau dunianya. Permainannya tampak kaku, berulang-ulang dan monoton. Anak dengan autisme biasanya memiliki keterikatan yang sangat kuat terhadap suatu benda. Mereka sering kali merasa adanya perubahan sangat mengintimidasi mereka sehingga dapat menyebabkan panik, ketakutan hingga mengamuk.

  • Gangguan perkembangan dan penggunaan bahasa.

Meskipun gangguan perkembangan dan penggunaan bahasa sudah tidak menjadi karakteristik dari autisme namun pada beberapa tipe autisme yang cukup parah, ini merupakan gejala yang khas. Anak dengan autisme biasanya memiliki kesulitan untuk membentuk kalimat yang memiliki arti, seringkali mereka mengulang-ulang kata yang tidak bermakna.

Disamping tiga gejala inti ini ada baberapa gejala penyerta lain yang mungkin terjadi seperti gangguan intelektual, suasana hati yang berubah-ubah, mudah marah, dsb.

Memiliki anak dengan autisme memang tidaklah mudah. Orang tua harus turut serta membantu mereka

Pada pikiran anak-anak dengan autisme interaksi sosial bukanlah sesuatu yang mudah seperti orang lainnya. Untuk mereka dengan bertambahnya pengalaman mereka tidak dengan mudahnya dapat meningkatkan kemampuan mereka, mereka membutuhkan seseorang yang dapat menjelaskan satu demi satu bagaimana caranya untuk meningkatkan kemampuan itu. Mereka memiliki kemampuannya dan memiliki keinginannya namun mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya.

Sebagai orang tua atau keluarga yang memiliki anak atau kerabat dengan gangguan autisme tentu tidaklah mudah selain terapi medis ada beberapa hal yang dapat membantu:

  1. Fokus pada hal positif. Sama seperti anak-anak lain, anak dengan autisme sangat merespon dengan baik hal-hal positif, anda bisa mulai dengan memuji anak anda ketika mereka melakukan hal yang baik.
  2. Konsisten. Anak-anak dengan autisme suka dengan rutinitas, sehingga kita juga harus terus konsisten untuk membantu terapi mereka, terus ulang hal-hal baru hingga mereka benar-benar paham dan dapat melakukannya sendiri.
  3. Bersabarlah. Lebih kreatiflah dalam menyampaikan sesuatu hingga mereka dapat memahaminya.
  4. Selalu libatkan mereka pada kegiatan sehari-hari. Jangan menggunakan kekurangan mereka sebagai alasan untuk mengucilkan mereka.
  5. Cari bantuan. Tentu saja kita semua memiliki keterbatasan dan kita harus sadar kapan kita harus meminta tolong kepada yang lebih ahli untuk mengatasi keterbatasan kita.

Referensi

Kaplan Sadock’s Synopsis of Psychiatry 11th edition.

Understanding How Children with Autism See The World. http://www.firstdiscoverers.co.uk/understanding-children-autism-see-world/ Diakses pada 22 Februari 2018.

Tips for Parenting a Child on the Autism Spectrum. https://www.webmd.com/brain/autism/parenting-child-with-autism#2 Diakses pada 22 Februari 2018.