Mitos dan Fakta Autisme
Oleh: Canty Gracella Lamandasa
Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang ditandai dengan adanya gangguan dalam perkembangan seorang anak dalam berbahasa, berkomunikasi serta interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum tau apa sebenarnya autisme itu. Beberapa waktu yang lalu, sempat terdapat berita yang beredar di masyarakat bahwa autisme salah satunya dapat disebabkan oleh imunisasi. Mendengar berita tersebut, timbulah anggapan masyarakat yang negatif mengenai imunisasi. Apakah berita tersebut benar-benar merupakan fakta? Atau hanya mitos belaka? Lalu apakah seorang anak dengan autisme dapat disembuhkan? Apakah anak dengan autisme tidak dapat berubah serta tidak dapat merasakan emosi? Setelah membahas sedikit mengenai autisme di minggu sebelumnya, kali ini kami akan memaparkan beberapa mitos dan fakta mengenai autisme yang tentunya diambil berdasarkan bukti ilmiah (evidence based).
- Mitos: Vaksinasi MMR (Mumps, Measles, Rubella) dapat menyebabkan Autism.
Fakta: Pada tahun 1998 di Inggris terdapat seorang dokter bedah bernama Andrew Wakefield beserta 13 orang lainnya yang mendapati 12 anak dirujuk ke klinik karena peradangan (inflamasi) pada usus. Mereka memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan (gejala autisme) diakibatkan vaksinasi MMR. Studi Wakefield ini terlalu sedikit jumlah subyeknya dan kesimpulan diambil hanya berdasarkan riwayat tanya jawab pada orangtua anak tersebut. Selain itu, sebanyak 4 dari 12 sebenarnya telah memiliki gejala autisme sebelum terjadinya peradangan (inflamasi) usus tersebut bukan setelahnya. Berkembangnya isu ini terjadi akibat adanya publikasi penelitian tersebut di salah satu jurnal kedokteran yang akhirnya membuat lisensi Wakefield sebagai dokter dicabut. Hingga kini, tidak ada penelitian sesuai ilmiah yang menyatakan adanya hubungan vaksinasi MMR dengan autisme.
- Mitos: Autisme dapat disembuhkan.
Fakta: Belum ada penelitian terbaru yang dapat menyatakan autisme dapat disembuhkan. Akan tetapi, intervensi pada masa kanak-kanak penting untuk menstimulasi perkembangannya. Pemantauan perkembangan anak sebagai bagian dari perawatan ibu dan anak dianjurkan. Jika seorang anak menderita autisme maka diperlukan layanan, dukungan, serta pelatihan bagi orang tua. Psikoterapi dan dukungan keluarga serta lingkungan dapat menolong seorang anak dengan autisme dapat tumbuh lebih mandiri.
- Mitos: Anak dengan autisme tidak dapat berubah dan tidak dapat hidup mandiri.
Fakta: Autisme bukan merupakan kondisi yang statis. Anak dengan autisme tentunya dapat berubah. Kondisi mereka tentunya dipengaruhi dari dukungan dan terapi yang diberikan. Sebagian besar anak dengan autisme yang diberikan terapi yang adekuat dapat memperlihatkan adanya perubahan (kemajuan) seiring dengan bertambahnya usia dan dapat bertambah mandiri. Akan tetapi, jika anak tersebut tidak mendapatkan terapi, maka seiring dengan bertambahnya usia, bisa saja gejalanya semakin memburuk.
- Mitos: Anak dengan autisme memiliki kecerdasan intelektual yang buruk.
Fakta: Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebanyak 31% anak dengan autisme memiliki nilai IQ yang buruk (intellectual disability), 23% memiliki nilai yang tergolong borderline, dan 46% anak memiliki nilai IQ rata-rata atau di atas rata-rata. Jadi bukan berarti anak dengan autisme merupakan anak yang bodoh.
- Mitos: Anak dengan autisme tidak dapat memiliki dan merasakan emosi.
Fakta: Meskipun terdapat gangguan perkembangan dalam berbahasa, berkomunikasi serta interaksi sosial, anak dengan autisme tetap memiliki dan dapat merasakan emosi. Hanya saja, cara mereka mengungkapkan emosinya tersebut berbeda dengan yang biasanya dan terkadang sulit. Mereka dapat merasakan perasaan senang, sedih, dan marah seperti anak-anak normal lainnya.
Referensi
- Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran; 2013
- Autism spectrum disorders. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/autism-spectrum-disorders/en/ Diakses pada 27 Februari 2018.
- MMR Tidak Menyebabkan Autisme. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/mmr-tidak-menyebabkan-autisme-bagian-i Diakses pada 27 Februari 2018.
- Vaccine Myths Debunked. http://www.publichealth.org/public-awareness/understanding-vaccines/vaccine-myths-debunked/ Diakses pada 27 Februari 2018.
- What is Autism Spectrum Disorder? https://www.youtube.com/watch?v=PUn7A6CuSKI khan academy Diakses pada 27 Februari 2018.
- Autism Awareness: 8 Myths (And Realities) About The Spectrum Disorder. http://www.medicaldaily.com/autism-awareness-8-myths-and-realities-about-spectrum-disorder-281236 Diakses pada 16 Maret 2018.
- 6 Common Myths About Autism. https://www.everydayhealth.com/autism/six-common-myths.aspx Diakses pada 16 Maret 2018.