Oleh: dr. Anissa Florence

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber gizi utama bagi bayi selama awal kehidupannya sebelum mampu mencerna makanan padat. Manfaat ASI saat ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 128 yang menekankan hak bayi untuk mendapat ASI eksklusif kecuali atas indikasi medis dan ancaman hukuman pidana bagi yang tidak mendukungnya. Akan tetapi, dalam beberapa kondisi medis tertentu bayi tidak dapat menerima ASI sehingga diperlukan susu formula pengganti ataupun sebagai pendamping ASI dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Kapan bayi diberikan susu formula?

Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya menyerupai ASI, namun tidak bisa sama persis dengan ASI. Pemberian susu formula bayi dianjurkan hanya pada keadaan khusus saja. Karena sejatinya, ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi apalagi bayi yang masih berumur di bawah 6 bulan. Beberapa keadaan khusus berikut bisa menjadi pertimbangan untuk memberikan susu formula sebagai pengganti atau pendamping ASI.

  • Bayi yang memiliki kelainan bawaan seperti galaktosemia (tidak dapat mencerna galaktosa), maple syrup urine disease (tidak dapat mencerna beberapa jenis protein), dan fenilketonuria.
  • Bayi kurang bulan
  • Bayi curiga hipoglikemia (kurangnya kadar gula darah), dehidrasi, berat badan turun 8 – 10 %, dan breastmilk jaundice (bayi yang kuning karena ASI)
  • Ibu yang positif HIV, CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (Human T-lymphotropic Virus) juga tidak dianjurkan untuk menyusui bayinya.

Jenis susu formula bayi

Sebelum memberikan susu formula pada bayi, sebaiknya ibu harus tahu dulu bahwa susu formula tidak hanya ada satu jenis. Dewasa ini, ada tiga jenis susu formula bayi yang biasanya dipasarkan yaitu formula berbasis susu sapi, formula berbasis kedelai dan formula khusus. Setiap jenis memiliki variasi dalam komposisi, kalori, rasa, dan harga.

  • Formula Berbasis Susu Sapi

Susu sapi merupakan dasar untuk sebagian besar susu formula. Namun, susu sapi mengandung kadar lemak, mineral dan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ASI manusia. Oleh karena itu, sebaiknya pilihlah susu sapi yang sesuai dengan nutrisi yang anak butuhkan. Susu sapi adalah salah satu penyebab alergi makanan yang paling umum pada anak. Oleh karena itu, anak-anak di bawah usia satu tahun tidak boleh diberi susu sapi mentah, tidak dimodifikasi atau tidak dipasteurisasi sebagai pengganti susu manusia atau susu formula.

Solusi alergi susu sapi pada bayi dapat dengan menghindari susu sapi dan makanan yang mengandung susu sapi, sebagai gantinya bayi dapat diberikan susu formula khusus atau susu kedelai sampai terjadi toleransi terhadap susu sapi.

  • Formula Berbasis Kedelai

Formula yang dibuat dari protein kedelai dapat menjadi alternatif untuk bayi dengan alergi susu sapi dan interoleransi laktosa. Selain itu susu kedelai juga dapat digunakan oleh bayi yang baru saja sembuh dari diare.

  • Formula Khusus

Formula Hypoallergenic

Formula hidrolisat protein ditujukan untuk bayi yang tidak dapat mentolerir susu sapi atau formula berbasis kedelai. Susu ini mengandung protein yang telah dipecah sebagian atau dalam jumlah besar menjadi ukuran yang lebih kecil daripada susu sapi dan susu kedelai pada umumnya. Untuk bayi yang memiliki alergi protein, jenis susu ini adalah yang terbaik untuk dijadikan pilihan.

Formula Asam Amino

Formula asam amino (sejenis protein) adalah pilihan lain untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi berat. Susu ini diklaim menyediakan protein dalam bentuk asam amino bebas tanpa peptida (protein tunggal).

Apakah bayi saya perlu diberikan susu formula?

Kecuali pada keadaan khusus, bayi sehat tidak memerlukan tambahan susu formula. Bila dianggap perlu, harus diingat bahwa pemberian susu formula adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sementara masalah diatasi.

Memilih susu formula untuk bayi sebenarnya tidak memerlukan kriteria khusus. Selama susu yang diberikan sesuai dengan umur, tidak menimbulkan masalah pada pencernaan dan ruam kulit pada bayi. Jika bayi mengalami gangguan pencernaan dan ruam kulit setelah meminum susu formula, segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan selanjutnya.

Referensi

Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir. www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-susu-formula-pada-bayi-baru-lahir. Diakses pada 24 Mei 2018.

Review of Infant Feeding: Key Features of Breast Milk and Infant Formula. http://www.mdpi.com/2072-6643/8/5/279. Diakses pada 24 Mei 2018.

Pentingnya Pencegahan Dini dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi. Sari Pediatri. Maret 2003 : 237 – 243. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/viewFile/841/775. Diakses pada 24 Mei 2018.