Oleh: Gabriela Stephanie Putri, S.Ked

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi sang buah hati. Salah satu hal terbaik yang dapat diberikan pada sang buah hati di awal kehidupannya adalah ASI (Air Susu Ibu). ASI merupakan nutrisi utama bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan dan nutrisi paling penting dalam tumbuh kembang anak hingga 2 tahun pertama kehidupan. Memberikan ASI tidak hanya bermanfaat bagi tumbuh kembang sang buah hati, tetapi juga meningkatkan imunitasnya terhadap penyakit (imunitas yang diberikan ibu pada bayi di dalam kandungan ASI) serta memberikan kedekatan emosional bagi ibu dan bayi.

Bagaimana cara menyusui yang baik? Mengapa hal ini penting diketahui? Posisi menyusui yang baik merupakan salah satu bagian penting agar bayi mendapatkan ASI yang cukup dan membantu produksi dari ASI sendiri.

Posisi menyusui yang baik

  1. Pertama-tama, posisi menyusui haruslah nyaman bagi ibu maupun sang buah hati. Ibu dapat memilih posisi duduk ataupun berbaring.

Jika dalam posisi duduk, sebaiknya ibu menggunakan kursi yang agak rendah sehingga kedua kaki dapat menapak dan punggung diberi sandaran bantal agar posisi ibu lebih nyaman dan tidak membungkuk ke depan. Ibu juga dapat menggunakan bantal di atas paha untuk membantu menyangga lengan saat sedang menyusui.

Jika dalam posisi berbaring, ibu dapat miring ke salah satu sisi kanan/kiri dengan punggung bersandar pada bantal untuk menyangga atau dalam posisi tidur terlentang dan bayi diletakkan di atas tubuh ibu. Posisi ini terutama dapat digunakan pada ibu yang melahirkan melalui operasi caesar, dimana beberapa jam setelah operasi ibu tidak boleh bangun dari tempat tidur.

  1. Kedua, prinsip utama yang perlu diingat saat menyusui adalah, “dekatkan buah hati pada payudara ibu,” bukan mendekatkan payudara ibu pada sang buah hati. Dekatkan mulut ke arah payudara dan perut bayi menyentuh perut ibu.

Pada posisi duduk, bayi dapat diletakkan dengan cara mendekapnya seperti saat menggendong atau meletakkan bayi pada posisi diagonal di bawah lengan ibu, pilih salah satu posisi yang nyaman bagi ibu dan sang buah hati.

Bila bayi sudah dapat duduk, dapat juga memposisikan bayi dengan mendekapnya pada posisi bayi didukkan di atas paha ibu.

Pada posisi tidur miring ke kiri/kanan, letakkan bayi di sisi tubuh yang ibu miringkan. Jika ibu miring ke kanan, taruhlah bayi di sisi kanan, begitu pula sebaliknya. Dekaplah bayi menggunakan salah satu lengan untuk mendekatkan mulut bayi ke payudara ibu.

  1. Ketiga, saat mendekatkan mulut bayi puting susu ibu, arahan ujung hidung bayi sejajar dengan putting susu ibu, dan posisikan kepala bagi agak sedikit menengadah. Ibu dapat menyentuhkan puting susu terlebih dahulu pada mulut bayi, untuk merangsang hisapan bayi.

Apakah cara menyusui yang saya lakukan sudah benar?

Berikut ini adalah cara mengetahui apakah cara menyusui ibu sudah benar:

  1. Bayi datang dari bawah payudara.
  2. Hidung bayi berhadapan dengan puting susu.
  3. Puting susu diarahkan ke langit-langit mulut bayi.
  4. Mulut bayi terbuka lebar dan menutupi hampir seluruh daerah sekitar puting susu yang lebih gelap dari warna kulit (areola).
  5. Lebih banyak bagian areola bagian atas mulut bayi yang terlihat dibanding dengan bagian areola yang berada di bawah mulut bayi
  6. Posisi bibir bayi melipat keluar.
  7. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

Posisi yang salah dalam menyusui juga dapat menyebabkan nyeri pada payudara ibu. Para ayah juga dapat membantu para ibu untuk mengatur posisi sandaran yang nyaman untuk para ibu menyusui. Dukungan pasangan sangat diperlukan untuk memberikan yang terbaik bagi sang buah hati. Kondisi ibu yang nyaman akan membuat bayi nyaman dan produksi ASI lebih baik.

Berapa kali dalam sehari saya harus menyusui?

Berikanlah ASI pada bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari (terutama pada bayi baru lahir), sesuai kebutuhan bayi (usia bayi). Biarkan bayi menyusu hingga ia melepaskan sendiri hisapan dari payudara ibu.

Ibu dapat mengetahui ASI yang diberikan bayi berkecukupan dengan melihat warna air seni bayi berwarna kuning muda jernih dan bayi buang air kecil setidaknya 6 kali sehari. ASI yang cukup juga akan meningkatkan berat badan bayi. Belat badan bayi akan naik lebih dari 500 gram pada usia satu bulan dan melebihi berat lahir pada usia 2 minggu. Pada bayi sehat, di hari-hari awal kehidupan, bayi akan mengalami penurunan 5-10% dari berat badannya, hal ini merupakan kondisi normal pada bayi. Bayi pada kondisi normal akan mengalami peningkatan berat badan pada usia 5-10 hari. Namun, bias terjadi lebih cepat (3 hari) atau lebih lama (hingga 3 minggu). Jika bayi tidak segera mengalami kenaikkan berat badan, orang tua dapat menguhubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Referensi

Tine V, Elisabet H. Breastfeeding How to Support Success A Practical Guide for Health Workers. WHO Regional Office for Europe. Copenhagen;1997.

How to Breastfeed Yout Baby. https://www.unicef.org/nutrition/files/Brochure_how_to_breastfeed.PDF Diakses pada 26 Juli 2018.

Hedgar, Badriul. Bedah ASI: Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. IDAI. Jakarta;2008.