Metode Membesarkan Anak dengan 2 Bahasa (Bilingual)
Oleh: dr. Erika Oktaviana
Salah satu aspek yang ingin dicapai dalam mempersiapkan tumbuh kembang anak adalah kemampuan berkomunikasi. Salah satu unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bahasa. Dengan globalisasi atau perkembangan dunia, tentu orang tua ingin agar anaknya dapat berbahasa international, yaitu bahasa inggris, mandarin, dll. Di lain sisi, tentu saja anak perlu juga menguasai bahasa ibu (mother languange) yaitu bahasa Indonesia. Sehingga metode pengajaran bahasa bilingual yaitu mempelajari 2 bahasa sejak kecil merupakan metode parenting yang sering diaplikasikan agar dapat berinteraksi secara fungsional di kehidupan sehari-hari maupun kehidupan berkarir di masa depan.
Apakah ada keuntungan mengajarkan anak dengan 2 bahasa?
Penelitian terbaru mengatakan bahwa terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam lingkungan 2 bahasa. Keuntungan ini adalah memiliki kemampuan 2 bahasa dan memiliki cara pemikiran yang fleksibel.
Selain itu, penelitian menunjukan anak bilingual memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan anak dengan 1 bahasa. Dengan memiliki kemampuan 2 bahasa, maka di masa produktifnya anak akan memiliki potensial yang besar untuk bereksplorasi informasi-informasi (sains, politik, masalah keuangan, edukasi dan topik lainnya) yang sudah ada dan akan lebih mudah untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Hal ini juga akan membuka kesempatan bekerja di bidang bisnis internasional dan pemerintahan yang membutuhkan kemampuan variasi berbahasa.
Apakah anak akan merasakan kebingungan jika mendengan 2 bahasa dalam lingkungan mereka ?
Jawabannya adalah tidak. Anak kecil memiliki kapasitas otak yang sangat sensitif untuk mempelajari bagaimana orang dewasa berbicara. Bahkan jika orang dewasa berbicara dengan satu bahasa, anak kecil dapat memahami dengan sangat cepat bagaimana seorang wanita atau pria berbicara dan bagaimana perbedaan pembicaraan yang sopan atau tidak.
Beberapa penelitian menyatakan anak dengan monolingual (satu bahasa) dan anak bilingual memiliki waktu perkembangan bahasa yang sama. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa anak yang mempelajari 2 bahasa atau lebih, akan mengalami keterlambatan atau kelainan dalam berbahasa. Akan tetapi perlu diingat bahwa kemampuan berbahasa tiap anak tidaklah sama. Diperlukan stimulasi yang cukup dari orang tua dan lingkungan sekitarnya dalam meningkatkan kemampuan berbaha sang anak.
Bagaimana cara memulai pengajaran bilingual ?
Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh unsur paparan dan kebutuhan. Secara alami, anak tidak memiliki kesulitan untuk berbicara dalam 2 bahasa. Jika orang tua memposisikan anak dalam situasi dimana anak membutuhkan 2 bahasa yang berbeda sejak saat mereka lahir untuk melakukan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar mereka (seperti mengungkapkan makanan atau mainan yang anak inginkan), maka anak tersebut akan secara alami mempelajari 2 bahasa tersebut.
Dengan sejalannya waktu, maka 1 dari 2 bahasa ini akan menjadi lebih penting dibandingkan bahasa lainnya. Bahasa yang lebih penting ini dipengaruhi oleh cara pandang anak dimana, anak merasakan bahwa bahasa penting tersebut lebih banyak dan lebih dibutuhkan untuk dipakai sehari-hari. Hal ini akan membuat bahasa yang kurang penting menjadi tidak dipelajari. Oleh karena itu salah satu trik nya adalah membuat situasi dimana anak secara natural tanpa dipaksakan, hanya dapat menggunakan bahasa yang kurang penting ini dalam situasi tertentu, sehingga anak tetap membutuhkan 2 bahasa ini untuk berinteraksi sosial.
Aplikasi seperti apa yang dapat digunakan agar anak dapat mempelajari 2 bahasa ?
Salah satu cara yang dapat dicoba adalah sang ibu menggunakan bahasa ke-1 sedangkan ayah menggunakan bahasa ke-2. Sehingga ketika anak membutuhkan sesuatu dari sang ibu, maka anak akan menggunakan bahasa ke-1, begitu juga sebaliknya jika anak membutuhkan sesuatu dari ayah maka anak akan menggunakan bahasa ke-2. Tapi hal ini dapat tidak berhasil jika salah satu orang tua memiliki waktu paparan yang lebih sedikit (sang ayah yang mengajarkan bahasa ke-2 lebih sering bekerja, sehingga jarang berkomunikasi dengan anak). Jika terdapat situasi seperti ini maka, anak dapat dipaparkan dengan kakek,nenek atau penjaga anak yang dapat berbicara bahasa ke-2.
Mengajarkan anak agar menguasai 2 bahasa dapat dilakukan dengan berbagai cara yang menyenangkan seperti dilibatkan dalam komunitas atau permainan, bacaan malam hari, musik serta acara di televisi. Walaupun banyak cara yang dapat diaplikasikan, namun cara terbaik untuk seorang anak menguasai 2 bahasa adalah mempraktekkan dalam interaksi sosial sehari-hari.
Referensi
- Raising Bilingual Children. https://www.linguisticsociety.org/sites/default/files/Bilingual_Child.pdf Diakses pada 30 Agustus 2018.
- A Short Guide to Raising Child Bilingually. www.biculturalfamily.org Diakses pada 30 Agustus 2018.
- Raising Bilingual Children : Common Parental Concerns and Current Reasearch http://www.raising-bilingual-children.com/article-raising-bilingual-children/ Diakses pada 30 Agustus 2018.
- Raising Bilingual Children: Options and Tips. http://raisingchildren.net.au/articles/bilingual_children.html Diakses pada 30 Agustus 2018.