Mendisiplinkan atau Menghukum?
Oleh: Canty Gracella Lamandasa, S. Ked
Pernahkah Anda melihat seorang anak yang segera menangis dan merengek duduk di lantai ketika keinginannya harus segera dipenuhi? Apakah Anda pernah menyaksikan seorang anak yang mampu meminta maaf ketika dia melakukan kesalahan pada temannya? Setiap orang tua memiliki cara didik dan ungkapan kasih sayang yang berbeda pada tiap-tiap anaknya. Dalam mendidik anak, hendaknya orang tua mengetahui apa perbedaan dari mendisiplinkan anak dengan menghukum anak. Sebenarnya apa perbedaan menerapkan disiplin dan hukuman pada anak? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.
Apa itu mendisiplinkan anak?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disiplin berarti tata tertib, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan. Dengan mendisiplinkan seorang anak berarti orang tua turut mengajarkan anak untuk belajar bertanggungjawab dalam proses pembentukan karakter anak tersebut. Orang tua dapat menolong anak dalam mengelola perilaku anak dengan cara mendidiknya untuk disiplin.
Bagaimana dengan pemberian hukuman pada anak?
Menurut KBBI, hukuman adalah siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya. Hukuman akan diberikan kepada anak yang tidak patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh orang tuanya. Akan lebih baik bila hukuman telah disepakati terlebih dahulu oleh orang tua dan anak serta cara menghukum anak masih dalam batas wajar. Sebab tak jarang hukuman berpusat pada kesalahan anak melulu guna ia menyesali perbuatannya serta tindakan menghukum yang diberikan cukup menyakiti anak seperti hukuman verbal (menghina, mempermalukan), hukuman fisik (memukul, menampar) bahkan memberikan isolasi psikologis.
Disiplin vs hukuman
Anak yang tumbuh dengan cara dididik dengan disiplin tentu akan berbeda dengan anak yang sering diberikan hukuman sebab ketika harga diri seorang anak terluka seringkali anak tersebut akan mengingat perilaku orangtuanya itu (hukuman yang permanen) dan akan memperlakukan orang lain seperti ia diperlakukan. Berbeda dengan displin. Ketika seorang anak diajarkan untuk memiliki sikap disiplin maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang mengerti dimana letak kesalahannya dan mampu memperbaiki tindakan dengan tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari. Berikut beberapa perbedaan dari dampak sikap disiplin dan pemberian hukuman pada anak.
Disiplin |
Hukuman |
Membantu anak dalam mengontrol diri, contoh: mengakui kesalahan |
Mengajar anak untuk menipu orang tua |
Membangun harga diri seorang anak |
Meruntuhkan harga diri seorang anak |
Menjadikan teladan atau memberikan contoh yang selaras dengan ucapan |
Menjadikan kekerasan sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah |
Hadiah vs suap
Ada juga beberapa orang tua yang memberikan hadiah sebagai bentuk reward kepada anaknya. Misalnya, ketika perilaku anaknya baik di sekolah atau ketika anak tersebut mendapatkan nilai ujian yang bagus. Tindakan memberikan hadiah sebagai bentuk reward kepada seorang anak mampu membuat anak tersebut memiliki keinginan untuk mempertahankan niat baiknya dalam keseharian. Akan tetapi, apabila orang tua memberikan sesuatu untuk tidak melakukan sebuah pelanggaran, anak tersebut dapat terjerumus dalam sebuah sikap ingin dibujuk. Hal tersebut merupakan tindakan suap.
Pujian vs kritik
Pujian dapat diartikan sebagai bentuk apresiasi orang tua kepada anaknya. Dengan memberikan pujian, anak tersebut berpeluang untuk bertumbuh menjadi seorang anak yang percaya diri dan optimis dalam mencoba hal-hal positif. Anak pun turut senang bila diberikan pujian karena orang tua turut memperhatikan perilaku anaknya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dalam memberikan pujian, sebaiknya pujian tersebut diberikan secara wajar dengan tidak melebih-lebihkan sehingga anak tahu dan mengenal keterbatasan serta kemampuannya.
Ketika anak sering dikritik terlebih tanpa alasan maka anak akan minder dalam perkembangannya serta tak cukup berani dalam memulai hal-hal yang baru.
Hukuman fisik yang keras maupun verbal tidak pernah bisa dibenarkan sebagai cara untuk mendisiplinkan anak. Disiplin memungkinkan anak untuk mengembangkan kontrol diri dan membantu anak menjadi seseorang yang dewasa secara emosional dan sosial. Perlu diketahui bahwa konsekuensi atau akibat dari pelanggaran terhadap disiplin yang terbaik sebaiknya berupa pembelajaran, berkurangnya hak, pekerjaan rumah tambahan seperti membantu orang tua dalam membersikan tempat tidur, dan sebagainya. Orang tua juga harus belajar dalam menghargai perasaan dan pendapat anak, meminta maaf bila melakukan tindakan yang salah, menegur secara baik serta menjadi teladan yang baik bagi anak di rumah ataupun di luar rumah.
Referensi
- Discipline for Young Children – Discipline and Punishment: What Is The Difference? https://pubs.ext.vt.edu/350/350-111/350-111.html Diakses pada 26 Mei 2018.
- Effective Disciplin for Children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2719514/ Diakses pada 26 Mei 2018.
- Disciplining your Child. http://kidshealth.org/en/parents/discipline.html Diakses pada 26 Mei 2018.
- Disiplin. https://kbbi.web.id/disiplin Diakses pada 28 Mei 2018.
- Hukuman. https://kbbi.web.id/hukum Diakses pada 28 Mei 2018.