Oleh: dr. Sri Y Umasugi

Internet dan berbagai media elektronik yang ada kini tidak lagi dapat dilepaskan dari keseharian kita, mulai dari orang dewasa hingga balita. Merupakan pemandangan sehari-hari yang mudah ditemui di sekitar, banyaknya balita yang menggunakan gadget entah ketika dibujuk orang tuanya agar tidak rewel atau sekedar supaya anak tidak mudah bosan. Namun bagaimana sebenarnya dampak penggunaan gadget bagi anak?

Interaksi langsung dengan orang tua tidak dapat digantikan oleh gadget

Menurut American Academy of Pediatric (AAP) saat ini rata-rata penggunaan gadget adalah 7 jam perhari. Hal ini tentunya memiliki dampak bagi anak terutama bagi mereka yang masih balita. Kondisi otak pada balita yang masih berkembang dan terbatas pemahamannya terhadap simbol, memori, dan kemampuan berkonsentrasi membuat mereka belum mampu untuk belajar dari gadget jika dibandingkan dengan kemampuan belajar dari berinteraksi langsung dengan orang tua. Pada anak dengan usia di bawah dua tahun, eksplorasi dengan bermain dan menyentuh secara langsung yang melibatkan interaksi sosial dengan orang tua menumbuhkan kemampuan kognitif, bahasa, motoris, dan sosial-emosional mereka. Ini merupakan peran yang tidak bisa digantikan oleh gadget.

Penggunaan gadget yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan

Adapun menurut suatu penelitian di Australia, anak dengan penggunaan media yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan yang signifikan pada indeks massa tubuh serta waktu tidur yang berkurang akibat penekanan melatonin, senyawa pada otak yang berguna untuk proses memulai tidur. Penekanan melatonin dapat disebabkan oleh paparan blue light yang diterima dari layar gawai. Waktu tidur yang berkurang sendiri berhubungan dengan tidak optimalnya tumbuh kembang pada anak. Pada penelitian lain ditemukan bahwa penggunaan pada gawai usia yang semakin muda, total jam penggunaan yang besar termasuk faktor yang mengakibatkan buruknya fungsi eksekutif pada anak.

Orang tua perlu memahami bahwa kemampuan berpikir dan fungsi eksekutif yang penting bagi kemampuan belajar anak seperti kegigihan dalam mengerjakan tugas, kendali impuls, kemampuan mengatur emosi, pemikiran kreatif, dan fleksibel adalah paling baik diajarkan melalui permainan yang melibatkan interaksi sosial yang responsif dengan orang tua (bukan digital). Orang tua juga perlu menghindari menggunakan media sebagai satu-satunya cara untuk menenangkan anak, terkecuali pada saat yang diperlukan misalnya selama prosedur medis atau penerbangan. Hal ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran bahwa penggunakan media sebagai strategi untuk menenangkan anak dapat menyebabkan masalah ketidakmampuan anak untuk mengembangkan kendali emosi mereka sendiri.

Selain penggunaan media digital oleh anak, orang tua juga perlu memperhatikan pola penggunaan media digital bagi diri mereka sendiri. Menurut penelitian oleh Kirkorian, latar belakang orang tua dengan penggunaan televisi yang berlebihan mendistraksi dari interaksi orangtua-anak. Penggunaan perangkat seluler secara berlebihan oleh orang tua juga dikaitkan dengan interaksi verbal dan nonverbal yang lebih sedikit antara orang tua dan anak-anak dan memiliki potensi berhubungan dengan konflik yang lebih sering pada orang tua dan anak.

Gadget tidak berbahaya asalkan digunakan dengan bijak!

Namun penggunaan gadget tidak sepenuhnya berbahaya bagi anak, apabila digunakan dengan bijak, gadget mempunyai potensi pembelajaran. AAP menyarankan bahwa pada anak dengan usia dibawah 24 bulan penggunaan gawai sebaiknya dihindari terkecuali video-chatting, sedangkan pada anak usia 2-5 tahun, penggunaan gawai dibatasi tidak lebih dari 1 jam per hari dan anak diajak untuk terlibat pada aktivitas yang penting bagi kesehatan dan perkembangannya. Pada kedua kelompok usia, pendampingan orang tua selama penggunaan gawai dan pemilihan aplikasi sangat penting karena kemampuan otak anak yang masih dalam perkembangan mereka memerlukan bantuan orang tua untuk memahami apa yang mereka lihat. Hindari penggunaan gadget tanpa pendampingan orang tua.

Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan gadget bagi anak antara lain:

  • Tentukan waktu maksimal penggunaan gadget
  • Memonitor isi konten dan aplikasi yang dipergunakan anak, ada baiknya orang tua mencoba aplikasi terlebih dahulu sebelum anak
  • Membiarkan anak bermain diluar
  • Menyingkirkan dan membatasi idak ada penggunaan gawai 1 jam sebelum jam tidur
  • Mengatur waktu tanpa gawai untuk orang tua dan anak misalnya saat makan, di kamar tidur, dan sebagainya

Referensi

  • Blair C, Granger DA, Willoughby M, et al; FLP Investigators. Salivary Cortisol Mediates Effects of Poverty and Parenting on Executive Functions in Early Childhood. Child Dev. 2011;82(6):1970–1984
  • Cox R, Skouteris H, Rutherford L, Fuller-Tyszkiewicz M, Dell’ Aquila D, Hardy LL. Television Viewing, Television Content, Food Intake, Physical Activity and Body Mass Index: A Cross-Sectional Study of Preschool Children Aged 2-6 Years. Health Promot J Austr. 2012;23(1):58–62
  • Kirkorian HL, Pempek TA, Murphy LA, Schmidt ME, Anderson DR. The Impact of Background Television on Parent-Child Interaction. Child Dev. 2009;80(5):1350–1359
  • Radesky J, Miller AL, Rosenblum KL, Appugliese D, Kaciroti N, Lumeng JC. Maternal Mobile Device Use During a Structured Parent-Child Interaction Task. Acad Pediatr. 2015;15(2):238–244
  • Shaheen S. How Child’s Play Impacts Executive Function--Related Behaviors. Appl Neuropsychol Child. 2014;3(3):182–187