Kejang Demam
Oleh: dr. Juvenius Martin, dr. Felicia
Apa Itu Kejang Demam?
Saat anak demam tinggi, salah satu hal yang ditakutkan oleh orang tua adalah kejang. Kejang demam merupakan kejang pada anak usia 6 bulan - 5 tahun akibat suhu tubuh yang tinggi dan tidak disebabkan karena infeksi sistem saraf pusat atau gangguan metabolik. Sampai saat ini, mekanisme kejang demam belum diketahui dengan pasti.
Anak-anak dengan riwayat keluarga kejang demam, riwayat kejang demam sebelumnya (biasanya 1 - 2 tahun sebelumnya), dan anak dengan kejang demam pertama pada usia kurang dari 15 bulan memiliki risiko untuk mengalami kejang demam. Sekitar 2-5% anak akan mengalami kejang demam. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali kejang demam dan cara menanganinya.
Bagaimana Mengenali Gejala Kejang Demam?
Anak yang menderita kejang demam biasanya memiliki suhu > 38oC. Demam yang terjadi pada anak biasanya merupakan suatu proses peradangan/infeksi sehingga penting untuk menilai tanda-tanda radang seperti batuk, pilek, nyeri telinga, nyeri tenggorokan, dan lainnya.
Saat kejang, anak biasanya mengalami kaku otot (tonik) maupun tubuh yang kelojotan. Selama kejang, anak biasanya tidak sadar sehingga tidak dapat merespon bila dipanggil maupun disentuh. Secara umum, terdapat dua jenis kejang demam, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Pada kejang demam sederhana, kejang dialami pada seluruh tubuh dengan durasi <15 menit serta tidak mengalami pengulangan dalam 24 jam. Sebaliknya, pada kejang demam kompleks, kejang dapat berlangsung hanya di bagian tubuh tertentu, memiliki durasi >15 menit, dan dapat berulang dalam 24 jam sejak kejang pertama. Pada beberapa kasus kejang demam kompleks, anak juga dapat mengalami kelumpuhan sementara setelah kejang. Setelah kejang, kesadaran anak akan kembali, namun sering kali disertai dengan periode kebingungan maupun keadaan mengantuk.
Beberapa penyakit dapat memiliki gambaran yang mirip dengan kejang demam, seperti keadaan muntah menyembur disertai nyeri kepala dan leher yang dapat mengarah pada suatu infeksi sistem saraf pusat dengan gejala kejang. Selain itu, gangguan elektrolit seperti kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan kekakuan otot.
Bagaimana Menangani Anak yang Mengalami Kejang Demam?
Kejang demam biasanya tidak menyebabkan efek jangka panjang pada anak. Kematian yang disebabkan oleh kejang demam juga belum pernah dilaporkan sebelumnya. Namun, kejadian kejang pada anak pasti membuat orang tua/pendamping anak menjadi cemas bila tidak tahu pertolongan pertama saat anak kejang.
Hal pertama yang harus diingat adalah tetap tenang dan tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak. Alat seperti sendok sering kali dimasukkan ke mulut anak untuk mencegah anak menggigit lidah saat kejang. Namun, alat tersebut justru dapat menyebabkan perlukaan pada rongga mulut anak serta dapat menyebabkan gigi yang patah. Hal kedua yang sama pentingnya adalah tidak menahan tubuh anak saat kejang terjadi. Tulang dan otot anak masih dalam perkembangan sehingga mudah sekali terjadi cedera atau patah tulang bila gerakan anak ditahan saat kejang. Saat kejang, sebaiknya jauhkan benda-benda berbahaya dari anak serta letakkan anak di lantai untuk mencegah anak jatuh. Kejang biasanya hanya akan berlangsung beberapa menit dan biarkan anak kelojotan sambil mencari bantuan medis / transportasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, Anda dapat membantu dengan melepaskan kancing baju untuk membiarkan anak bernapas dengan lebih lega.
Terdapat obat anti-kejang melalui dubur (suppositoria) seperti diazepam yang dapat diberikan pada anak di saat kejang. Obat ini tidak dapat dibeli bebas, sehingga perlu meminta saran dokter untuk anak yang sering kejang demam.
Langkah-langkah penggunaan diazepam suppositoria antara lain:
- Lihat dosis yang tertera pada tube. Pada anak dengan berat badan <12 kg diberikan 5 mg, sedangkan pada anak dengan berat badan >12 kg diberikan 10 mg.
- Posisikan anak pada sisi kiri / sisi kanan tubuhnya
- Buka tutup obat dengan cara memutarnya
- Masukkan moncong obat ke dalam dubur anak, pada anak yang kecil (biasanya <3 tahun) masukkan hanya ½ dari panjang moncong tersebut
- Tekan bagian bawah obat hingga cairan keluar dari moncongnya
- Tahan kedua bokong anak selama beberapa menit agar obat yang telah masuk tidak keluar dari dubur
Pemberian obat ini dapat dilakukan dua kali di rumah dengan rentang waktu lima menit.
Kejang demam merupakan keadaan yang membutuhkan pertolongan medis. Oleh karena itu, anak sebaiknya tetap dibawa ke fasilitas kesehatan walaupun kejang telah berhenti. Apabila kejang masih berlangsung saat anak mencapai fasilitas kesehatan, dokter biasanya akan memasang infus, mengambil sampel darah dan urin anak, serta memberikan obat untuk menghentikan kejang tersebut.
Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: IDAI; 2016
Millichap JJ. Patient education: febrile seizures (beyond the basics) [Internet]. UpToDate. 2021. Available from: https://www.uptodate.com/contents/febrile-seizures-beyond-the-basics